Jika Anda berniat untuk menggeluti pasar modal, maka penting bagi A
nda untuk menguasai cara membaca laporan keuangan. Sebab laporan keuangan perusahaan, menjadi hal pertama yang harus Anda baca. Dengan begitu baru bisa menganalisa apakah perusahaan tersebut cukup bagus dan layak untuk dibeli sahamnya sebagai investasi.
Laporan keuangan adalah informasi terkait keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Umumnya laporan tersebut terhitung per tiga bulan atau per tahun setelah melalui proses audit. Dimana dalam laporan tersebut terdapat aktiva atau aset lancar juga tidak lancar, serta pasiva atau liabilitas dan ekuitas. Sementara untuk total aset perusahaan yaitu jumlah dari liabilitas beserta ekuitas.
Dengan kata lain, laporan keuangan perusahaan sama halnya seperti rapot sebuah bisnis. Laporan keuangan perusahaan jasa dagang dan manufaktur, mampu mengindikasikan kesehatan atau kondisi keuangan dari usaha tersebut. Selain itu juga bisa menjadi acuan dalam membuat strategi bisnis yang lebih matang agar bisa bertahan bahkan berkembang. Sesuai dengan tujuan laporan keuangan.
Cara Membaca Laporan Keuangan Perusahaan
Sebelum membeli saham sebuah perusahaan atau emiten, Anda harus benar-benar memahami laporan keuangannya terlebih dahulu. Ada beberapa poin penting yang perlu menjadi perhatian Anda ketika membacanya. Sebab dari poin-poin tersebut, Anda akan lebih mudah menganalisa kelayakannya, sebagaimana manfaat laporan keuangan semestinya.
1. Ekuitas dan/atau Laba Bersihnya Bergerak Naik
Salah satu indikator jika sebuah perusahaan itu bagus yaitu kenaikan pada laba periode atau laba bersihnya. Sebab ini juga mempengaruhi besaran deviden yang diterima investor.
2. Return On Equity (ROE) 15% atau Lebih
ROE merupakan tingkatan atau level pengembalian investasi yang menjadi dasar analisis fundamental sebuah perasaan. Jika ROEnya bagus, besar kemungkinan bahwa laporan keuangan perusahaan juga bagus. Namun jika dibawah 15% artinya perusahaan tersebut tidak menguntungkan bagi Anda.
3. Mampu Membayar Deviden 30%-40% atau Lebih Melalui Laba Bersih Perusahaan Dalam Setahun
Beberapa perusahaan menyertakan data pembagian deviden dalam laporan keuangannya. Seperti laporan keuangan Mayora contohnya. Namun jika tidak disertakan Anda dapat mencari informasinya melalui internet.
Cari perusahaan yang membagikan deviden tidak terlalu kecil ataupun besar. Tidak kurang dari 30%-40% dari laba bersih perusahaan tetapi juga tidak terlalu besar. Sebab jika terlalu besar bisa jadi perusahaan tersebut dalam kondisi mature yaitu tidak lagi dapat berkembang atau bertumbuh.
4. Memiliki ATO, Inventory TurnOver Current Ratio dan Net Income Margin yang Besar
Dengan memiliki empat poin di atas dengan nilai yang besar. Dapat disimpulkan jika kondisi keuangan perusahaan aman, minim kemungkinan mengalami gagal bayar hutang, dengan perputaran omset yang cepat. Artinya cukup layak dijadikan investasi.
5. Hasil Audit Laporan Keuangan Akhir Tahun ‘Wajar’ Tanpa Kecuali
Sebagai investor, Anda wajib membaca hasil audit laporan keuangan akhir tahun. Fokus pada sub judul ‘opini’, umumnya perusahaan memperoleh predikat wajar. Namun ada pula yang disertai catatan khusus. Meski hasil audit tidak menjamin sebuah perusahaan bagus, tetapi paling tidak lebih minim risiko jika memiliki predikat ‘wajar’ tanpa kecuali atau catatan.
Jika Anda serius menggeluti pasar modal sebagai investor, maka budayakan untuk membaca laporan keuangan perusahaan. Bukan hanya yang terbaru tetapi bahkan yang terdahulu. Untuk lebih memahami laporan keuangan, Anda bisa mempelajari Laporan keuangan Mayora sebagai langkah awalnya. Dimana laporan keuangan disajikan secara terperinci, tetapi sederhana dan terbuka.